Literasi Rendah, Indonesia Belum Siap Hadapi Bonus Demografi
Jakarta – Indonesia akan mendapat bonus demografi selama rentang waktu 2020-2035 dan mencapai puncaknya pada 2030. Sayangnya, menurut koordinator nasional Jaringan Pemerhati Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, dari sisi pendidikan, Indonesia belum siap menghadapi bonus demografi. Pasalnya, tingkat literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
Berdasarkan penelitian Central Connecticut State University awal Maret 2016 tentang Most Literate Nations in the World, Indonesia pada posisi ke-60 dari 61 negara. Tidak mengherankan jika fokus persoalan yang didiskusikan di Indonesia masih berkisar mengenai hal-hal remeh temeh seperti ujaran kebencian, hoax, dan isu SARA dan melupakan tujuan utama peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk itu, Ubaid mengatakan, harus ada peningkatan kualitas tenaga pendidik di sekolah. Pendidikan harus mengajarkan tradisi literasi.
“Mempersiapkan SDM menghadapi bonus demografi itu harus dimulai dari literasi agar dapat memerangi hoax. Apapun itu jika tidak ada proses membaca maka pengetahuannya tidak akan berkembang dan kreativitas juga akan mandek,” kata Ubaid kepada SP, baru-baru ini.
Lanjut Ubaid, untuk meningkatkan literasi ini, harus ada keberpihakan dari pemerintah yakni melalui alokasi anggaran yang diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pemerintah harus fokus untuk memprioritaskan bidang teknologi dan informasi yang kini berkembang pesat.
Untuk itu, ia mendorong pemerintah untuk merevitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) agar mampu memproduksi calon guru yang berkualitas dan punya pandangan yang komprehensif.
Selain itu, Ubaid menuturkan, kualitas akademik harus beriringan dengan pendidikan karakter. “Orang pintar yang tidak punya karakter dan akhlak yang baik, dia akan menjadi orang keblinger. Jadi semua harus seirama,” ujarnya.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.