Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) / NEW Indonesia berusaha mendorong dan menguatkan partisipasi masyarakat sipil dan kelompok marginal dalam mewujudkan pendidikan di Indonesia yang inklusif, berkualitas dan berkeadilan. Dalam implementasi program, kami bekerjasama dengan pemerintah dan juga lembaga internasional, dengan melibatkan anggota koalisi sebagai penggerak masyarakat dan pendamping kelompok marginal di akar rumput. Beberapa focus program yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

Akses Pendidikan yang Berkeadilan

Hingga kini masih banyak anak-anak Indonesia yang terhalang akses pendidikan, baik di tingkat dasar, maupun menengah. Mereka adalah anak-anak yang tertinggal dalam pembangunan. Mereka ini antara lain adalah anak-anak dari keluarga miskin, kelompok minoritas, anak-anak difabel, dan juga perempuan korban kekerasan. Fokus program ini: pertama, memberdayakan kelompok-kelompok yang tertinggal dan marginal (left behind) supaya mereka mampu melakukan pengorganisasian dan pengembangan sumber daya untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas. Kedua, mendorong kebijakan pemerintah yang berpihak pada kelompok marginal, agar mereka mendapatkan kemudahan dan jaminan akses pendidikan yang berkeadilan.

Peningkatan Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan di Indonensia masih jauh panggang dari api. Tingkat literasi yang rendah,  kompetensi guru yang masih jalan di tempat, serta tatakelola yang bermasalah, turut menjadi faktor yang berkontribusi atas lambatnya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk itu, JPPI bersama jaringannya melakukan beberapa program terkait peningkatan kualitas pendidikan. Pertama, bekerjasama dengan pemerintah dan institusi sekolah untuk melakukan peningkatakan kompetesnsi guru dengan melibatkan relawan guru berbasis komunitas. Kedua, mendorong terciptanya lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan partisipatif. Ketiga, menguatkan tatakelola sekolah yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan partisipasi aktif seluruh ekosistem sekolah.

Pendidikan Inklusif dan Responsif Gender

Anak berkebutuhan khusus di Indonesia masih menjadi kelompok yang tertinggal di ranah pendidikan. Mayoritas dari mereka tidak pernah bersekolah, bahkan yang sekolah pun sangat rentan mengalami putus sekolah. Selain itu, pendidikan di Indonensia di warnai dengan maraknya kasus kekerasan berbasis gender. Ini semua, baik langsung atau tidak, pasti berdampak pada kesenjangan dan mutu yang merosot. Bagi kami, setiap anak di Indonesia, terlepas latar belakang ekonomi, sosial budaya, etnis, dan agama memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, tanpa harus dibeda-bedakan dan didiskrimminasi. Untuk itu, JPPI bersama anggota koalisis menyelenggarakan pendidikan inklusif dan responsive gender. Hasil akhir dari program ini diharapakan terjadinya perubahan cara pandang dan praktik keseharian, mengurangi kasus-kasus kekerasan berbasis gender, dan mampu mendorong kebijakan yang inklusif dan responsif gender di ranah pendidikan.