Anies Diminta Perhatikan Kemampuan Ahli Asing Saat Mengajar Siswa
JPPI meminta Gubernur Anies Baswedan untuk memperhatikan kemampuan akademik dan kemampuan berbahasa Indonesia ahli asing saat mengajari para siswa.
tirto.id – Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memperhatikan kemampuan pengajar atau ahli asing dalam mengajari siswa di Sekolah.
Selain kemampuan akademik, juga kemampuan berbahasa Indonesia ahli asing agar para siswa yang diajari pun mudah mengerti.
Hal tersebut menanggapi rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang mendatangkan sekitar 60 ahli dari Jerman untuk membantu siswa-siswi SMK di Jakarta.
Gubernur Anies Baswedan menyatakan, langkah itu lebih efisien ketimbang mengirim sejumlah pelajar untuk menimba ilmu di luar negeri.
“Penting juga diperhatikan soal kemampuan orang asing dalam beradaptasi. Sering kejadian, mereka tidak bisa beradaptasi dan mereka kembali ke negeri asal, maka program pun gagal,” ujarnya kepada Tirto, Selasa (20/8/2019).
Jika Ahli dari asing itu kurang mampu beradaptasi dan kemampuan berbahasa Indonesianya kurang cakap.
Ubaid pun meminta Pemprov DKI Jakarta agar mendampingi para ahli dengan translator untuk menjembatani komunikasi antar ahli asing dengan para siswa.
Ia menilai, jika hal tersebut dilakukan dapat meningkatkan kapasitas siswa sesuai dengan apa yang diajarkan oleh ahli asing.
Kemudian, JPPI pun meminta kepada Anies Baswedan untuk menjalankan program tersebut secara transparan. Supaya terlihat secara jelas apa yang diberikan oleh ahli asing dan hasil kemampuan siswa dari pengetahuan yang mereka ajarkan.
Tak hanya itu, lingkungan sekolah pun punya kesempatan yang sama untuk dapat belajar dengan ahli asing.
“Ini penting tidak hanya menghemat anggaran, tapi juga membuka jaringan internasional dan capacity building untuk siswa dan juga guru,” terangnya.
Selain itu, dirinya juga meminta kepada Anies Baswedan agar mengerjakan program ahli asing mengajar ini secara jangka panjang. Lalu tidak bisa dijalankan secara terburu-buru.
“Jadi harus pula disertai rencana-rencana strategis yang sistematis dalam cetak biru program ini,” tuturnya.
Lebih lanjut dirinya pun menegaskan kepada Anies, agar ahli asing itu jangan ditempatkan sebagai Kepala Sekolah, sebagaimana rencana Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk memilih rektor universitas dari pihak asing.
“Lebih tepatnya mereka adalah para ahli bidang tertentu yang akan melakukan coaching langsung dengan guru dan siswa. Jadi bukan pada level pemegang kebijakan,” pungkasnya.
Pemprov DKI Jakarta juga diminta mendampingi para ahli dengan translator.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.