Sekolah IP Yakin Tuan Rumah Pemutaran Film Pendidikan
Jakarta – Sedikitnya 200 siswa beserta dewan guru menyaksikan pemutaran film dan diskusi pendidikan Selasa di Jakarta (27/11). Inisiasi program pemutaran film dokumenter dan diskusi merupakan salah satu agenda tahunan yang digagas Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) dan koalisi jaringan organisasi demokrasi kemanusiaan untuk pendidikan ACE dan Yappari.
Pemutaran karya-karya dokumenter pendidikan berlangsung di aula utama komplek sekolah Perguruan IP YAKIN, Jalan Bangun Nusa Raya No.10, Kawasan Cengkareng Jakarta Barat.
Pesan-pesan dan harapan bagi penyempurnaan pendidikan terkait akses, sarana prasarana dan tatakelola , transparansi dan kualitas pendidikan multi aspek menjadi beberapa isu kunci dalam diskusi dan mencerminkan pemutaran karya dokumenter, termasuk prioritas dan kesempatan memperoleh layanan terbaik bagi siswa dengan disabilitas atau anak berkebutuhan khusus (ABK).Dokumenter pendidikan dengan tema beragam ini sedikitnya berdurasi lebih 30 menit, karya mengambil lokasi pembuatannya yang memotret kehidupan siswa guru dan sekolah-sekolah di Bogor, Karawang, Depok Jawa Barat serta Cengkareng Jakarta Barat.
Dalam sambutan mewakili pimpinan yayasan , Kepala Sekolah SMA IP Yakin Hj. Daswati menyambut baik upaya kolaborasi bersama mitra, terutama untuk tujuan-tujuan edukasi yang selaras peningkatan wawasan siswa, kualitas, dan masa depan pendidikan. Karya film atau karya dokumenter, tambah Daswati, dapat menjadi salah satu sarana pembelajaran dan cukup interaktif produktif.
Diskusi pendidikan
Usai penayangan karya film, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi pendidikan. Sebagai Panelis tampil antara lain DR Tajuddin Nur, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta, Kornas JPPI Ubaid Matraji dan Jumono dari Organsiasi Perwakilan Wali Murid Jakarta.
Kegiatan diskusi cukup interaktif, dihadiri Pengurus NEW Indonesia/Seknas JPPI Tunggul Andhini didampingi seumlah staf Seknas.
Sebagian besar siswa peserta jenjang SMA, peserta saling melayangkan pertanyaan kritis kepada para panelis, terutama pejabat dinas pendidikan lokal dengan pertanyaan-pertanyaan sebagian antara lain terkait hambatan administrasi kependudukan bagi siswa guna melanjutkan sekolah, tututan transparansi lainnya dan tata sekolah, sarana prasarana dan berbagai hambatan kebijakan dan regulasi , termasuk kesejahteraan guru, termasuk fasilitas dan kesempatan siswa disabilitas memperoleh layanan pendidikan setara, adil dan berkualitas relevan program pemerintah.Siswa dan guru cukup antusias menyaksikan tayangan dokumenter di sekolah meraka dan mengaku sebagai kegiatan pemutaran film dokumenter terbesar pertama , siswa berharap kegiatan serupa dapat digelar reguler di masa depan.
Sebagai panelis diskusi Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat Tajuddin Nur optimistis layanan pendidikan diwilayahnya cukup efektif, dan mengaku cukup tebuka dan berharap warga proaktif dalam menyampaikan beberapa kendala pelaksanaan pendidikan di wilayahnya.
Safari Film dokumeter pendidikan
Mengambil empat wilayah utama dengan tema dan pesan kunci yang beragam, Kota Bogor untuk tema layanan bagi Perjuangan siswa ABK (disabilitas) memperoleh pendidikan, Kabupaten Karawang Jawa Barat terkait akses dan sarana prasarana sekolah dan kualitas pendidikan yang dinilai masih cukup minim, serta lokasi pembuatan film di wilayah Cengkareng Jakarta Barat dan Kota Depok Jawa Barat dengan tema kualitas dan biaya pendidikan. Pembuatan film dokumeter dirampungkan pembuatannya oleh organisasi kemanusiaan untuk pendidikan ACE dan Yappari Jakarta. Diskusi dan Safari film pendidikan ke sekolah-sekolah diharapkan disaksikan lebih banyak penonton, tahap awal dijadwalkan berlanjut sampai akhir Desember 2018, terutama ketiga wilayah mencakup DKI , Banten dan Jawa Barat , wilayah dengan problematika dan dinamika pendidikan yang beragam di tanah air.
Pembangunan SDM jadi Prioritas
Baru-baru ini Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pembangunan manusia menjadi salah satu prioritas terbesar Pemerintah karena manusia adalah aset yang paling penting dalam membangun Indonesia. Hal ini diantaranya terlihat dari anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN.
“Ini adalah suatu era dimana Indonesia menempatkan manusia dan pembangunan manusia sebagai prioritas yang besar. Manusia-manusia yang memiliki kapasitas yang tidak hanya mengurus diri sendiri tapi juga membangun dan mengurus orang lain,” ujarnya pada acara Simposium Cendekia Kelas Dunia 2018, seperti dikutip laman www.kemenkeu.go.id baru-baru ini di Jakarta.
Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan Indonesia termasuk negara berpenduduk muda terbesar dunia. Dengan pertumbuhan ekonomi yang ada seperti saat ini maka pada tahun 2045 Indonesia diprediksi memiliki lebih dari 300 juta penduduk, dimana 52 persennya merupakan usia produktif, 75 persen tinggal di perkotaan, dan 80 persen penduduknya merupakan kelas menengah. Hal ini menurutnya, memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengejar berbagai tujuan pembangunan yang ingin dicapai, sehingga investasi di bidang sumber daya manusia menjadi prioritas.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.