IPM Karawang Rendah, Cellica Genjot Sektor Pendidikan dan Kesehatan
KARAWANG – Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana bertekad meningkatkan IPM (indeks pembangunan manusia) Karawang yang masih memprihatinkan karena menduduki urutan ke 16 se-Jawa Barat. Karena itu, indikator IPM seperti pendidikan dan kesehatan akan digenjot hingga peringkat IPM Karawang naik.
Tahap awal yang akan dilakukan yaitu membenahi bangunan sekolah yang diiringi peningkatan kesejahteraan guru. Selain itu, seluruh puskesmas akan memiliki fasilitas ruang rawat inap yang pembangunannya dilakukan bertahap hingga tahun 2021.
Menurut Cellica, ribuan ruang kelas sekolah dasar (SD) saat ini dalam kondisi rusak. Selain sudah lapuk, bangunan tersebut sangat rawan ambruk saat digunakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Makanya kita akan memperbaiki seluruhnya secara bertahap. Seluruh puskesmas yang ada di 30 kecamatan akan memiliki fasilitas rawat inap. Pembangunan ruang rawat inap ini akan dilakukan secara bertahap hingga berakhir masa jabatan bupati tahun 2021,” jelas Cellica seusai acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang),baru-baru ini.
Menurut Cellica, berdasarkan data saat ini ada 703 ruang kelas yang mengalami rusak berat, sementara 575 lainnya rusak ringan. Selain itu, sekolah masih membutuhkan sebanyak 407 ruang kelas baru (RKB) karena jumlah siswa SD terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Untuk tahun ini kita akan memperbaiki sebanyak 500 ruang kelas yang rusak berat dan 232 ruang kelas yang rusak ringan. Tahun ini juga kita membangun sebanyak 180 ruang kelas baru,” katanya.
Cellica mengatakan, demi menuntaskan perbaikan ruang kelas yang rusak itu, Pemkab Karawang menyiapkan anggaran Rp 50 miliar pada APBD 2018 ini. Anggaran akan kembali disiapkan pada tahun berikutnya, hingga semuanya tuntas kala masa jabatan Cellica berakhir. “Sisanya akan diperbaiki tahun 2019. Mudah-mudahan pada 2021 sudah tidak ada lagi bangunan sekolah yang rusak.”
Di sektor kesehatan, lanjutnya, Pemkab Karawang akan meningkatkan fungsi puskesmas menjadi klinik rawat inap, sehingga tidak semua masyarakat yang membutuhkan perawatan menyerbu RSUD. Untuk sementara, fasilitas rawat inap akan dibangun di 20 puskesmas di sejumlah kecamatan.
“Kalau bisa ditangani di puskesmas, mengapa harus ke RSUD yang kini sudah overkapasitas,” katanya.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.