19 Sekolah Belum Berinternet
Kaltara – Kalimantan Utara disebut sebagai salah satu pelaksana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) terbaik di Tanah Air. Untuk SMK, Kaltara berada di peringkat dua nasional dari segi kesiapan pelaksanan UNBK. Sedangkan SMA, berada peringkat ketiga.
Meski begitu, masih perlu dilakukan peningkatan fasilitas pendukung di sekolah, terutama yang berada di perbatasan. Kepala Bidang SMA Disdikbud Kaltara Amat mengatakan kesuksesan pelaksanaan UNBK di Kaltara tidak lepas dari koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya. Seperti Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltara yang menyediakan internet untuk sekolah-sekolah di pedalaman dan perbatasan.
“Kami sudah mengajukan ke Diskominfo agar sekolah di perbatasan dan pedalaman yang memiliki internet ditambah,” tutur Amat, Jumat (18/5) pekan lalu.
Terkait hal tersebut, Kepala Diskominfo Kaltara Syahrullah Mursalin menyatakan pihaknya sudah melakukan pemasangan jaringan internet di tujuh sekolah tahun ini. Pemasangan jaringan internet tersebut juga bekerja sama dengan PT Telkom sebagai penyedia layanan internet.
“Memang ada permintaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltara. Tetapi itu semua dari sekolah yang mengajukan,” ujar Syahrullah di ruang kerjanya, kemarin.
Pihaknya juga berencana untuk menambah jumlah sekolah yang terkoneksi dengan internet. “Kita tinggal 19 titik yang belum dan masih berkoordinasi dengan Disdikbud Kaltara dan Telkom,” jelasnya.
Faktor anggaran masih menjadi kendala dalam melakukan pemasangan perangkat internet di perbatasan dan pedalaman. Jika anggaran yang ada tahun ini tidak mencukupi, Syahrullah menyatakan sudah ada solusi agar kebutuhan internet di sekolah, terutama untuk pelaksanaan UNBK bisa dilaksanakan di semua sekolah.
Selain itu, agar tidak ada lagi siswa yang harus melakukan perjalanan jauh untuk mengikuti UNBK. “Salah satu solusinya, misalnya, sekolah yang dekat akan kita gabung. Jadi, satu unit perangkat digunakan oleh beberapa sekolah yang berdekatan. Nanti, kami akan tentukan sekolah mana yang mendapatkannya. Itu untuk sementara, sambil menunggu semua terpenuhi,” ungkapnya.
Dijelaskan, perangkat internet yang diberikan ke sekolah di perbatasan dan pedalaman ini tidak terlalu rumit. Hanya perangkat sederhana yang biayanya tidak terlalu besar karena jangkauannya hanya di area sekolah. Untuk pelaksanaan UNBK, internet yang dibutuhkan juga tidak harus selalu online, karena bisa dilaksanakan secara offline. Sehingga tidak akan mengganggu pelaksanaan UNBK.
“Jadi, online untuk mengunduh soal dan mengirimkan jawaban. Saat pelaksanaan tidak masalah karena secara offline. Biaya yang diperlukan untuk pemakaiannya juga tidak terlalu besar, sekitar Rp 500 ribu per bulan,” pungkasnya.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.