Lentera Pendidikan di Timur Indonesia Bersama Quipper dan Kemdes-PDTT
WE Online, Jakarta – Perkembangan teknologi yang semakin pesat selama 1 dekade terakhir dianggap sebagai harapan dalam mengentaskan berbagai macam isu, salah satunya pendidikan. Namun, pemanfaatan teknologi bagi pendidikan masih sebatas belajar online yang bergantung pada koneksi internet melalui smartphone atau laptop.
Lalu, bagaimanakah implementasi pemerataan pendidikan berkualitas pada daerah terpencil yang minim koneksi internet atau tidak ada koneksi internet sama sekali?
Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Kabupaten Halmahera Barat di Maluku Utara merupakan salah satu dari 122 kabupaten yang tergolong dalam wilayah tertinggal. Kabupaten ini sangat minim koneksi internet, bahkan di beberapa wilayahnya tidak ada koneksi internet sama sekali.
Kemendesa PDTT dan Quipper pun melaksanakan kolaborasi program Quipper Hybrid Learning & Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik pada 22-24 Juli 2019 di Halmahera Barat.
Hanani Faiza, Content Manager Quipper Indonesia, mengatakan, Hybrid Learning atau metode pembelajaran dengan menggabungkan pendampingan langsung lewat tatap muka (offline) dan online sangat tepat untuk daerah dengan keterbatasan jaringan internet.
“Saya juga takjub melihat antusiasme para guru di sini karena mereka memiliki potensi besar namun minim kegiatan seperti workshop,” ujar Hanani dikutip dari keterangannya, Rabu (25/9/2019).
Dalam diskusi yang berlangsung di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Priyono, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemendes-PDTT, menambahkan, “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Halmahera Barat sangat kecil, hanya 64. Sedangkan rata-rata nasional sudah di angka 74. Jadi, kerja sama bidang pendidikan ini penting sekali untuk meningkatkan kualitas SDM di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).”
Priyono juga menyatakan bahwa kolaborasi tidak hanya dilakukan Quipper, tetapi juga dengan Dinas Pendidikan setempat dan HaloHola sebagai perusahaan penyedia perangkat digital untuk menerapkan metode belajar Hybrid Learning dapat berjalan tanpa koneksi internet.
Dalam diskusi tersebut, turut pula hadir Itje Chodidjah selaku education expert. Itje mengaku bahwa yang terpenting dalam proses mengajar bukan hanya mendidik siswa, namun juga penguasaan materi, manajemen kelas dan komunikasi yang baik. Pelatihan dari pemerintah dan Quipper ini pun tidak boleh berhenti di Halmahera Barat saja dan harus terus dipantau perkembangannya.
Untuk mengetahui progres pembelajaran, Quipper melakukan pre-test bagi siswa untuk mengukur kemampuan akademis awal dan melakukan post-test setelah satu bulan implementasi.
Hasilnya, peningkatan rata-rata nilai siswa naik dua kali lipat setelah metode belajar Hybrid Learning dengan Quipper Video dilakukan. Monitoring tersebut akan dilakukan hingga November untuk melihat progres secara keseluruhan dari program ini.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.