Arogansi Mendiktisaintek Satryo Coreng Wajah Pendidikan Tinggi

0
65

Dugaan arogansi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro memancing ‘amarah’ dari para pegawainya.
Sejumlah spanduk dan papan bunga yang berisi kecaman terhadap Satryo juga viral di media sosial, Senin (20/1).

Di media sosial beredar rekaman suara diduga Satryo tengah memarahi bawahannya. Dalam narasi video itu, disebut kekerasan dilakukan Satryo kepada pekerja di rumah dinasnya.

Satryo mengklaim demo itu dilakukan buntut mutasi besar-besaran lantaran dari lembaga yang semula satu kementerian di pemerintahan sebelumnya, kini dipecah di bawah tiga menteri.

Satryo menuding ada pihak-pihak yang tak ingin dimutasi sehingga memantik terjadinya demonstrasi. Ia pun membantah tudingan para ASN yang menyebut dirinya sebagai menteri pemarah dan suka menampar.

Sekjen Kemendikti: Masalah Neni dan Menteri Satryo Sudah Selesai
Arogansi Satryo, yang baru tiga bulan menjabat Mendiktisaintek, dianggap telah mencoreng wajah dunia pendidikan Indinesia.

“Ini peristiwa yang sangat memalukan dan mencoreng wajah dunia pendidikan tinggi. Kalau perilaku menterinya saja begini, ya jangan salah kalau rektor dan pimpinan kampus menirunya,” kata Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (20/1) malam.

Ubaid menyampaikan peristiwa itu berpotensi bisa dijadikan sebagai contoh bahwa seorang pimpinan atau atasan bisa berlaku sewenang-wenang terhadap bawahannya.

Ubaid menilai tindakan tersebut sangat berbahaya bagi dunia pendidikan yang seharusnya memberikan contoh baik kepada semua pihak.

“Ngeri ini dunia pendidikan tinggi kita kalau diterus-teruskan. Atau, jangan-jangan memang pendidikan tinggi kita ini didesain melahirkan babu yang harus patuh pada majikan,” ujarnya.

Komisi X DPR Segera Panggil Mendiktisaintek Bahas Demo Pegawai
Ubaid menyebut peristiwa ini harus dijadikan dijadikan sebagai momentum evaluasi. Sebab, peristiwa ini sangat mencoreng dunia pendidikan.

“Wah ini harus dievaluasi total dan sangat ngawur ini, sangat bertentangan dengan amanah konstitusi,” ujarnya.

Kata Ubaid, evaluasi ini tak hanya kepada Satryo saja, tetapi juga terhadap semua pejabat publik yang mendapat gaji dari dana ABPN.

“APBN itu dari rakyat, jadi jabatan apapun itu untuk memberikan pelayan yang baik kepada masyarakat,” ucap dia.

“Jadi harus ada perubahan mindset para pejabat. Kalo ada mindset, bahwa pejabat itu raja, lalu bawahannya adalah babu, maka rakyat bisa diperlakukan seperti budak. Jadi, menurut saya, mindset para pejabat ini yg harus diluruskan,” imbuhnya.


Terpisah, Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyebut harus segera dibentuk tim ad hoc independen untuk menyelidiki dugaan arogansi Satryo.

“Kalau saya langsung buat semacam tim adhoc independen untuk evaluasi Menteri Satryo, apalagi ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Agung.

Agung menuturkan tim ad hoc ini nantinya bisa diisi oleh orang-orang dari lintas kementerian maupun lembaga, agar penyelidikannya bisa dilakukan secara objektif.

“Tim ini isinya orang-orang independen dari lintas kementerian, lintas lembaga yang bisa secara independen menelusuri kasus dugaan arogansi tersebut,” ujarnya.

Polemik Pegawai Diberhentikan Picu Protes Keras ke Mendikti Satryo

Desakan Reshuffle Lebih lanjut, Agung mengatakan buntut dugaan arogansi itu, reshuffle terhadap Satryo selaku Mendiktisaintek merupakan hal yang patut dilakukan.

Menurut Agung, Presiden Prabowo Subianto sudah seharusnya menerapkan standar kerja yang jelas di dalam kabinetnya.

Artinya, kata dia, jika ada menteri yang bekerja secara baik harus ada apresiasi yang diberikan. Begitu pula, jika ada menteri yang tidak cakap dalam bekerja atau bahkan membuat kontroversi, maka sudah sepatutnya ada sanksi yang diberikan.

“Kalau menurut saya reshuffle, karena itu konsekuensi logisnya,” kata Agung.

Sementara itu, buntut peristiwa tersebut Ubaid meminta kepada Satryo untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Mendiktisaintek.

“Sebelum presdien akan memecatnya, sebaiknya pak Mendiktisaintek mengundurkan diri saja, itu jauh lebih terhormat, apalagi selain sebagai menteri, juga tercatat sebagai guru besar,” ujarnya.

“Masak guru besar kelakuannya seperti itu, bahaya nanti kalau ditiru para guru-guru di sekolah. Bisa rusak moralitas bangsa ini,” lanjutnya.

Namun, jika tak ada pernyataan mundur dari Satryo, maka Ubaid menyebut sebaiknya Presiden Prabowo Subianto segera mencari sosok baru untuk menduduki jabatan Mendiktisaintek.

“Ini masalah serius, memahami hak pegawai saja dia bermasalah, apalagi jabatan dia menuntut untuk memehami hak anak untuk bisa mendapatkan pendidikan tinggi yang berkualitas dan berkeadilan,” katanya.

Sudah damai.

Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek Togar M. Simatupang mengatakan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro sudah bertemu dengan PNS Kemendiktisaintek Neni Herlina terkait masalah dugaan pemecatan.

Togar menyebut dalam pertemuan pada Senin (20/1) malam sudah terjadi rekonsiliasi antara kedua belah pihak.

Ia mengatakan permasalahan yang belakangan muncul di kementeriannya sudah selesai.

“Sudah terjadi dialog dan rekonsiliasi tadi malam di rumah menteri di Widya Chandra. Sudah dilakukan resolusi konflik yang sehat dan sudah berakhir,” kata Togar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (21/1).

Togar mengatakan Neni masih akan tetap bekerja di Kemdiktisaintek. Begitu juga dengan PNS lain bernama Angga yang sempat disebut Neni dipecat sama sepertinya.

“Tentang jabatan (Neni) sedang berproses karena saat ini tengah berlangsung penataan organisasi dan sumber daya,” ujarnya

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250121111604-20-1189638/arogansi-mendiktisaintek-satryo-coreng-wajah-pendidikan-tinggi/2.

Comments are closed.