Sistem Pendidikan di Indonesia Disesuaikan Perubahan Zaman

0
551

Jakarta – Guru Besar bidang ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab mengatakan, upaya untuk menghasilkan generasi bangsa yang berkarakter, unggul, dan kompetitif di masa depan, ditentukan sistem dan model pendidikan yang bermutu dan relevan dengan perubahan zaman.

“Sistem dan model pendidikan bermutu dan relevan ini tidak bisa lepas dari perhatian terhadap keberadaan, kondisi, serta potensi yang dimiliki oleh generasi muda di seluruh Indonesia. Hebatnya, Indonesia memiliki generasi muda dengan kearifan lokal yang berbeda-beda,” kata Rochmat kepada SP, baru baru ini.

Melihat hal itu, pemerintah dikatakan Rochmat sebaiknya menyediakan banchmark pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar. Misalnya, bagi generasi muda yang memiliki potensi berkompetisi secara internasional harus disiapkan model pendidikan dan latihan bagi mereka. Model pendidikan dari dalam negeri yang bertumpu dengan lokal dengan parameter tingkat dunia, sehingga kualitasnya tetap diakui dunia. Selain itu, perlu diperbaharui setiap saat untuk tetap terjaga relevansinya dengan tuntutan zaman.

Mantan rektor UNY ini juga mengatakan, selain fokus terhadap kompetensi, sistem dan model pendidikan yang perlu diciptakan harus memperhatikan tiga hal. Pertama, pembentukan karakter bangsa, kemampuan inovasi, dan penguasaan bahasa internasional. Sistem pendidikan formal harus berorientasi kepada pembentukan jati diri bangsa, berakhlak mulia, menjadi warga negara yang baik dan cinta Tanah Air (NKRI).

Kedua, kemampuan berpikir kritis dan kreatif harus dimiliki untuk menghasilkan inovasi yang tiada henti. Ketiga, mengupayakan generasi muda memiliki bahasa internasional yang menjadi pilihan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk berkiprah dalam dunia kerja.

“Penguasaan bahasa internasional membekali generasi tidak hanya pada tahap rekrutmen tapi juga pada saat aktif dalam tugas,” ujarnya.

Secara terpisah, Koordinator Nasional Jaringan Pemerhati Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan, penyelenggaraan pendidikan harus fokus pada pendidikan karakter dan keteladanan. Menurut dia, banyaknya masalah penyelenggaraan pendidikan seperti masih adanya pungutan liar (pungli) dan minimnya transparansi dana sekolah hingga masih tingginya korupsi di sektor pendidikan harus segera ditata.

Selanjutnya, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Sutan Adil Hendra mengatakan, kualitas pendidikan tentu harus didukung dengan anggaran. Namun, yang terjadi saat ini pemerintah malah memangkas anggaran pendidikan hingga Rp 4 triliun dari Rp 39 triliun menjadi Rp 35 triliun.

Leave a reply