Sekolah Jangan Jadi Institusi Sendirian, Perlu Kolaborasi Jalankan PTM
JawaPos.com – Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menuturkan kolaborasi antar stakeholder menjadi penting dalam mensukseskan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Apalagi saat ini kasus Covid-19 tengah merebak.
“Jadi penting bahwa sekolah jangan menjadi institusi yang sendirian, untuk mendukung supaya anak-anak masih tetap aman dan sekolah jadi tempat aman untuk belajar, maka ini bukan hanya urusan kepala sekolah saja,” ungkap dia kepada JawaPos.com, Senin (31/1).
Mengingat bahwa anak-anak tidak terpantau dengan baik pada saat keluar atau selesai sekolah, hal ini mempertinggi adanya risiko penularan pada warga pendidikan. Jadi, perlu pengawasan dari pihak luar, seperti Satpol PP.
“Anak-anak itu kan kalau di sekolah itu jajan keluar sekolah, hanya sekolah besar yany sediakan kantin di dalam, mayoritas sekolah itu anak-anak jajan di luar lingkungan sekolah. Anak di sekolah diajarin pake masker, tapi penjual makanan kan tidak pake masker, mereka nanti nggak pake masker juga, mereka kan mencontoh,” tuturnya.
Menurut Ubaid, sekolah dan pemerintah harus mengedukasi semua pihak yang terkait dengan satuan pendidikan, ada lingkungan sekolah, ada pedagang, melibatkan orang tua untuk menanamkan penggunaan masker sampai fungsi vaksinasi.
“Jadi jangan hanya sekolah sendirian, tapi pemerintah, sekolah dan masyarakat sekitar sekolah dan keluarga itu dilibatkan,” tandas dia.
Jika tidak bisa mengkoordinir hal itu, ia merekomendasikan agar PTM dilakukan dengan kapasitas maksimal 50 persen. “Karena itu kalau PTM 50 persen kan mereka tetap PTM karena mereka tahu PJJ itu sangat memberatkan karena tidak didukung oleh sarana prasarana dan tidak didukung pula dengan lingkungan keluarga, kurikulum dan SDM guru,” pungkasnya.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.