Rokok Penyebab Indonesia Belum Berhasil Wujudkan Kota Ramah Anak

0
484

SERANG – Kota Serang menjadi salah satu kota di tanah air yang dinilai masih belum dapat memenuhi 24 indikator Kota Layak Anak (KLA). Hal ini disebabkan masih belum terpenuhinya beberapa dokumen-dokumen pelaksanaan indikator KLA, serta belum maksimalnya sosialisasi kepada OPD di Pemkot Serang.

Beberapa penyebab tidak tercapainya indikator dari KLA, walaupun Pemkot Serang sempat mencapai angka 570, dikarenakan iklan-iklan rokok yang masih bertebaran dengan bebas, serta belum maksimalnya penerapan Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kota Serang, selain itu juga diakui, ruang laktasi (menyusui) belum sepenuhnya ada di kantor-kantor di Pemkot Serang.

Hal tersebut terungkap dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Anak yang pertama kali diadakan di Kota Serang, di salah satu hotel di Kota Serang.

Kepala Bappeda Kota Serang, Joko Sutrisno mengakui, saat ini Pemkot Serang masih belum memenuhi indikator-indikator dari KLA, menurutnya hal tersebut dikarenakan belum adanya ruang laktasi yang memadai, serta kawasan tanpa asap rokok.

“Masih menujulah, menuju layak anak,” kata Joko, Jumat (2/3/2018).

Namun ia menyatakan optimis indikator tersebut dapat segera tercapai dengan diadakannya Musrenbang Anak tersebut.

“Kita kan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, salah satunya adalah anak-anak. Nanti hasil dari sini akan disampaikan di forum Musrenbang,” ujarnya.

Menurutnya, dari hasil sebelumnya didapatkan bahwa anak-anak di Kota Serang melalui Forum Anak Daerah sudah mengusulkan program Sekolah Ramah Anak, kemudian Ruang Terbuka Hijau Ramah Anak.

Sementara itu, Kepala Bidang KBK3 DP3AKB Kota Serang, Ida Daria mengatakan, sebenarnya setelah dillakukan pendataan, Pemkot Serang sudah memenuhi 24 indikator tersebut, bahkan memiliki angka sebesar 570.

“Cuma satu doang yang kurang, itu rokok, itu yang bikin kita langsung jeblok, seolah-olah kita tidak ramah anak, ada billboard iklan rokok, sebenarnya sudah dilarang di perda. Saat ada kunjungan penilaian waktu itu, dibilang oleh penilai bahwa sebenarnya sudah bagus, cuma sayangnya ada plang rokok, langsung dari angka 10 menjadi nol, jeblok,” ungkap Ida.

Sedangkan terkait Musrenbang Anak ini, Ida menyatakan, inisiatif tersebut dikarenakan selama ini dikhawatirkan ada ketidaksesuaian antara program yang dirancang oleh Pemkot Serang, dengan kebutuhan dan harapan dari anak-anak tersebut.

“Jadi kita ingin menampung agar anak-anak dapat turut berpartisipasi dan memberikan masukan terhadap program-program Pemkot Serang yang menjadi kebutuhan dan harapan dari anak-anak, nantinya akan dibawa juga dalam Forum Musrenbang dan dibawa perwakilannya,”ujarnya.

Leave a reply