Pembelajaran Berbasis Teknologi Belum Optimal di Sekolah

0
888

Jakarta: Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji menyebutkan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi belum optimal di ruang-ruang kelas. Penyebabnya karena guru yang kurang memiliki kompetensi dan sarana dan prasarana TIK yang kurang memadai.

“Belum optimal. Baik di sisi kompetensi gurunya maupun ketersediaan sarananya,” ungkap Ubaid kepada Medcom.id, Jakarta, Senin, 10 Februari 2020.

Bahkan kata Ubaid, ada sekolah yang sarana dan prasarananya mumpuni namun secara kompetensi SDM tidak mendukung. Akibatnya sarpras tersebut tidak bisa dioptimalkan.

“Dan ternyata masih banyak pula yang belum ada sarana TIK-nya. Kalaupun ada, sudah banyak yang rusak dan tidak berfungsi,” ujarnya.

Sebelumnya, Ubaid menjelaskan sejumlah hal yang menyebabkan guru masih gaptek atau gagap teknologi. Menurutnya ada tiga penyebabnya.

Pertama, adalah absennya peran pemerintah dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kompetensi guru, termasuk dalam bidang TIK. Berikutnya adalah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang menurutnya gagal mencetak calon guru berkualitas.

“Gagalnya LPTK dalam mencetak lulusan-lulusan yang kompeten dalam bidangnya dan penguasaan TIK dalam pembelajaran,” kata Ubaid.

Kemudian yang ketiga adalah Pemerintah Daerah yang tidak serius dengan dunia pendidikan. Ditambah lagi kompetensi guru yang juga tidak menjadi perhatian.

“Pemda masih menganggap bahwa persoalan pendidikan dan juga kompetensi guru bukanlah hal prioritas. Dampaknya, kualitas pendidikan kita sangat rendah, begitu pula dengan kemampuan literasi kita,” ungkapnya.

Leave a reply