Opsi PPDB Daring Paling Tepat di Tengah Pandemi Korona

0
546

Jakarta: Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) saat ini menjadi fokus siswa dan orang tua setelah dibatalkannya Ujian Nasional (UN) 2020 karena terdampak pandemi covid-19. Namun hingga kini belum ada keputusan terkait mekanisme PPDB di tengah pandemi.

Namun sejumlah pemangku kepentingan di bidang pendidikan terus memberikan masukan dan menyodorkan sejumlah opsi yang dapat diambil pemerintah terkait pelaksanaan PPDB 2020 tersebut. Salah satu opsi yang paling memungkinkan adalah PPDB digelar secara daring.

Pengamat pendidikan dari Komisi Nasional Pendidikan, Andreas Tambah menilai opsi PPDB secara daring merupakan opsi yang paling tepat. Karena tidak membuat orang tua dan siswa harus berangkat ke sekolah yang dituju, sehingga harapan tidak adanya kerumunan bisa terlaksana sesuai protokol kesehatan yang ada.

Andreas menjelaskan, opsi ini sangat mungkin sebagaimana pembelajaran jarak jauh secara daring yang sudah berlangsung selama hampir dua pekan ini. “Demikian juga dengan PPDB dapat menggunakan sistem online, peserta didik dan orang tua tetap di rumah,” kata Andreas kepada Medcom.id,Selasa, 31 Maret 2020.

Untuk itu, kata dia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus segera menyiapkan opsi mekanisme yang pasti untuk PPDB. Apabila secara daring tentu kesiapan infrastruktur harus dibangun karena belum meratanya akses internet di daerah.

“Kemendikbud harus mampu mengantisipasi hal ini, paling tidak dapat memberikan kepastian kepada masyarakat, khususnya orang tua peserta didik. Gunakan kemajuan teknologi Informasi semaksimal mungkin. Bangunlah sistem yang baik dan berbasis IT,” jelasnya.

Sementara itu Koordinator Nasional (Kornas) Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji menyampaikan, bahwa PPDB harus bisa dilaksanakan secara daring. Tetapi yang harus menjadi catatan Kemendikbud adalah harus segera menetapkan jadwal pelaksanaannya.

“Harus ada kepastian soal jadwalnya. Sekarang sudah banyak orang tua murid yang tanya-tanya tapi belum ada informasi yang jelas. Masing-masing sekolah jalan sendiri-sendiri. Kalau tidak diseragamkan dan dikoordinasikan dikhawatirkan banyak anak yang terkendala akses,” ujar Ubaid kepada Medcom.id.

Leave a reply