Momentum Hardiknas di Era Covid-19

0
598

Oleh: M.Qudrat Nugraha, Ketua Board Nasional JPPI

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2020 dirasakan lain daripada yang lain dalam memperingatinya. Untuk pertama kali sejak Kemerdekaan RI Tahun 1945 Kemendikbud melakukan upacara peringatan secara Daring.


Mas Menteri Nadiem sebagai Inspektur Upacara tidak hadir secara fisik di lapangan namun hadir secara Daring, menjadi inspektur upacara sekaligus memberikan sambutannya. (Ada rasa tidak biasa atau ada rasa perubahannya)

Bagi Kemendikbud dan bagi seluruh guru dan siswa se Indonesia yang jumlahnya hampir 52 juta lebih ini adalah sebuah kejadian sejarah baru pertama kali yang dilakukan oleh jiwa anak muda yang berani dan penuh kreatif yaitu Mas menteri Nadiem Makarim (sejarah akan mencatat dengan baik; apa ini sejarah menuju perbaikan pelaksanaan sistem pendidikan atau sebaliknya)

Tulisan ini ingin sedikit membantu mengawal agar tidak menuju kehancuran dan menuju ke arah yang tidak membingungkan masyarakat luas. Seperti judul tulisan ini momentum Hari Pendidikan Nasional 2 Mei Tahun 2020 dengan Bpk Pendidikan Nasional sejak 1922 disebut Ki Hajar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa sebagai Pelopor bagi kaum pribumi sejak masa penjajahan Belanda (ini adalah sebuah sejarah pergerakan dan perubahan).

Kemudian tanggal kelahiran beliau 2 Mei 1889, sehingga setiap tgl 2 Mei diperingati dijadikan sebagai Hardiknas sampai sekarang.

Selanjutnya bagian dari ciptaannya idea kreatif besarnya ialah slogan Tut Wuri Handayani yang dijadikan semboyan Slogan Utama Kemendikbud sampai saat ini.

Secara utuh semboyan ini ialah Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. (Di depan memberikan contoh baik, di tengah selalu memberikan semangat dan di belakang memberikan dorongan).

Momentum saat ini sangat penting adanya, di dalam tulisan ini sebagai usulan kepada Mas Menteri Nadiem untuk dijadikan sejarah perubahan baru dalam aplikasi sistem pendidikan nasional NKRI yang telah “distartup”, dinakhodai Mas Nadiem Mendikbud muda ini (kenapa tidak…mari kita lanjutkan bersama dengan serius…di era Covid19 bukan jaman nya banyak diskusi dan saling menyalahkan).

Startup di bidang pendidikan dalam tulisan ini kita sebut saja Era Mendikbud;

Transformasi Pendidikan Konvensional ke Era Digital

Bertransformasi ke era digital atau disebut juga Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk persekolahan ternyata tidak segampang di PT (Perguruan Tinggi): Untuk ini hemat pemikiran saya Kemendikbud harus secepat (jangan terlambat) mengeluarkan pedoman lengkap pembelajaran PJJ selama Covid19.

PJJ di persekolahan jangan dibebaskan merdeka seratus persen tanpa acuan atau rujukan. Atau hanya dengan acuan pidato lihat ini dan itu, perhatikan ini dan perhatikan itu; tentu tidak cukup utk negeri seluas Indondonesia. Rujukan kurikulum (K13) tanpa penjelasan tertulis khusus utk saat ini tentu tidak pas untuk situasi pandemi Covid-19.


Banyaknya keluhan baik dari pihak Siswa (kebanyakan tugas), keluhan dari pihak guru (tidak ada pedoman), keluhan orangtua (internetnya tidak bagus dan lain sebagainya) dan pejabat, Kepsek dan di atasnya tidak berani mengeluh karena sepertinya takut atau bisa dianggap tidak mampu kerja.

Berdasarkan info faktual semua di atas Pedoman dari Mas Nadiem, Menteri Dikbud sangat ditunggu oleh komunitas pendidikan seluruh Indonesia khususnya terkait hal-hal yang mencakup materi sebagai domain faktor suksesnya efektivitas pendidikan saat pandemi Covid 19 yaitu :

  1. Internet (kalau lemot atau tidak ada jangakauan internet).
  2. Guru (Pedoman PBM Daring guru).
  3. Materi Pembelajaran Darurat Covid-19 bentuk pedomannya.
  4. Model Evaluasi selama Darurat Covid-19
  5. Peran Kepala Sekolah dan Orangtua.
  6. Administrasinya (Adm. akademik dan Adm. Umum) yang wajib dilakukan sekolah.
  7. Selain internet, apa saja yang diperbantukan dalam PBM agar terintegrasi seperti TV, Radio dan Mail System.
  8. Protokol Kesehatannya, apabila dalam hal tertentu harus ada interaksi Face to Face.

Kedelapan poin harus terus menerus disosialisasikan dengan jelas dan dirinci dalam sebuah pedoman pendidikan darurat Covid-19, kita semua yakin Mas Nadiem selaku menteri bisa membuat itu semua dalam beberapa hari saja. Rasionalnya di Kemendikbud itu banyak orang pintar lulusan dalam dan luar negeri.

Andai pedoman terkait materi itu semua sudah bisa disebarkan, saya yakin guru dan orangtua serta masyarakat luas tidak akan stress lagi .

Selamat Hardiknas 2 Mei 2020, semoga pendidikan di Indonesia tetap efektif meski dalam situasi Covid-19. Aamiiin. Salam Perubahan Mas Menteri, ” pungkasnya.

Leave a reply