Guru dan Sekolah Diminta Jaga Netralitas Pemilu 2024

0
154

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mengecam semua pihak yang terlibat pasca viralnya video Kabid SMP Dinas Pendidikan Kota Medan yang terlibat kampanye dan mengajak para guru untuk mendukung salah satu pasangan calon presiden. Bukan hanya mengecam, JPPI juga meminta pihak yang berwenang untuk mencopot status Aparatur Sipil Negara (ASN) orang tersebut dan dihukum pidana.

“Karena ini termasuk dalam karegori pelanggaran etika dan disiplin yang berat, dan jelas ada buktinya pula,” ucap Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji dalam keterangan resminya, Rabu (17/1/2024). Di masa kampanye ini, kata dia, JPPI menerima pengaduan dari masyarakat terkait dengan netralitas lembaga pendidikan, khususnya sekolah, dan ASN di lingkungan pendidikan. Masyarakat dan orangtua peserta didik juga merasa digiring dan dijebak oleh pihak sekolah dalam kampanye dukung-mendukung. “Ini adalah kejadian yang banyak terjadi tapi terselubung. Makanya, begitu ada yang merekam lalu menyebarkannya, langsung heboh,” ungkap dia. Untuk itu, JPPI meminta lingkungan sekolah harus menjaga netralitas dan kondusifitas jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024, agar bebas dari pengaruh politik yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Berikut adalah poin-poin yang perlu diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah. 1. Pelarangan kampanye di sekolah Kampanye di lingkungan sekolah, baik terang-terangan maupun terselubung adalah hal yang terlarang. Dinas pendidikan dan juga pihak sekolah tidak boleh memberikan izin atau fasilitas bagi kegiatan kampanye politik dalam bentuk apapun. Begitu juga dengan kegiatan kampanye terselubung yang berkedok pertemuan wali murid atau kegiatan sekolah lainnya. 2. Larangan memobilisasi siswa untuk keperluan kampanye Setiap pihak, termasuk dinas pendidikan, guru, dan staf sekolah, bahkan ketua yayasan di sekkolah swasta, dilarang keras memobilisasi siswa untuk kepentingan kampanye politik apapun.

“Pendekatan terhadap siswa harus netral dan tidak memihak,” ujar Ubaid.

sources: Kompas.com

Comments are closed.