Membentuk Pendidikan Berkarakter di SD
Melihat fenomena yang terjadi di dunia pendidikan akhir-akhir ini yaitu semakin maraknya kasus perundungan atau bullying di Indonesia menunjukkan semakin hilangnya pendidikan berkarakter di negeri ini. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sepanjang Januari-Agustus 2023 terdapat 379 anak usia sekolah menjadi korban kekerasan fisik dan perundungan di lingkungan sekolah. Kondisi tersebut membuat catatan bagi dunia pendidikan. Sehingga perlu upaya yang nyata bagaimana pendidikan mampu menumbuhkan karakter bagi siswanya.
Guru sebagai salah satu pilar pendidikan tentunya memiliki peran yang sangat vital. Meskipun tidak dipungkiri peran pihak lain juga tidak kalah penting. Lalu bagaimana cara guru sehingga menanamkan pendidikan berkarakter kepada siswanya?. Pengertian Karakter Karakter merupakan hal yang sama dengan kepribadian yang kepribadian tersebut menjadi ciri, karakteristik, gaya, sifat khas dari seseorang yang bersumber dari pola bentukan lingkungan, misalnya keluarga, masyarakat, atau dapat pula merupakan bawaan sejak lahir. Karakter sebagai aspek kepribadian merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari mentalitas, sikap, dan perilaku. Penekanan dalam pembelajan perilaku-perilaku aktual adalah pada tata krama, sopan, santun, dan adat istiadat, sehingga seseorang dapat disebut berkepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang bersifat kontekstual dan kultural. Selain itu dalam memberikan pendidikan untuk membentuk suatu karakter dapat dilakukan dengan menggunakan metode sebagaimana yang mengelompokkan metode tersebut menjadi empat, yaitu penaman nilai, keteladanan nilai, fasilitasi nilai, dan keterampilan nilai. (Prasetyo and Riyanti 2019, 22) .
Peran Guru sebagai Teladan.
Salah satu peran guru dalam pendidikan karakter peserta didik yaitu sebagai teladan. Menurut (Hamalik, 2008: 9) peran guru sebagai teladan yaitu guru diharapkan mampu memberikan contoh yang baik kepada peserta didik agar dapat dicontoh oleh peserta didik. Oleh karena itu guru harus menyadari bahwa dia adalah public figur bagi peserta didiknya. Sehingga segala tindak tanduknya harus benar-benar memberikan keteladan bagi peserta didiknya. Sikap sabar, ikhlas dan jujur dalam pembelajaran menjadi tolok ukur peserta didik dalam melihat guru sebagai sosok yang perlu diteladani.
Pembiasaan
Hal yang tidak kalah penting adalah upaya guru dalam melakukan pembiasaan karakter kepada peserta didiknya. Misal mengarahkan peserta didik berdoa sebelum belajar, tertib saat pembelajaran, tanggung jawab dalam mengerjakan latihan atau tugas di rumah. Dan masih banyak pembiasaan yang bisa dilakukan guru terhadap peserta didik di sekolah.
Evaluasi
Apa yang sudah dilakukan guru dalam pembiasaan yang terencana perlu dievaluasi. Kegiatan guru melalui komunikasi dengan orang tua, rapat, mentoring, mencatat pada jurnal terhadap karakter peserta didik yang kurag baik adalah bagian peranan guru sebagai evelator. Menurut Wiyani (2012: 85-87) yaitu bahwa evaluator, guru harus mengevaluasi metode pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter, selain itu juga harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan dan agenda yang direncankan.
Kesimpulan
Membentuk pendidikan berkarakter merupakan suatu yang sudah ada pada seorang guru SD. Hanya saja guru terkadang belum tahu bagaimana menyusun rencana yang baik dari suatu kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilakukannya. Maka tiga poin di atas yaitu peran guru sebagai teladan, pembiasan karakter kepada peserta didik dan kegiatan evaluasi yang terprogram akan dapat menjadi awal guru dalam membentuk pendidikan berkarakter secara sederhana.