JPPI Minta Kemendikbud Dapat Menjamin Akses Bersekolah

0
80

Kondisi itu, kata dia, teleh mendiskriminasi sebagian anak-anak yang ingin sekolah. Hal ini terjadi ketika seorang anak akan masuk sekolah.

Persoalan lain, menurutnya, minimnya kualitas sekolah. Dengan sejumlah persoalan seperti, kasus perundungan (bullying), kekerasan seksual dan rendahnya kualitas guru.

“Itu yang menyebabkan rangking pendidikan Indonesia masih di bawah,” ucapnya. Selain itu, Ubaid menyoroti tidak meratanya guru-guru di Indonesia.

Salah satunya, kata dia, banyak guru yang menumpuk hanya di kota-kota saja. “Sementara di daerah-daerah dan luar Jawa nyari guru itu susah,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan ranking pendidikan dan kesehatan Indonesia masih rendah. Ia memberikan perhatian khusus karena daya saing Indonesia.

Untuk dua sektor tersebut tertinggal dari negara tetangga Singapura dan Malaysia, yakni masih di level 57 dan 58. Menurut Jokowi, salah satu modal utama adalah menciptakan sumber daya manusia (SDM).

Misal dari segi dari aspek kesehatan dan pendidikan. SDM yang unggul, kata Jokowi, dapat membuat Indonesia memiliki daya saing dengan negara lain.

“Infrastruktur sebaik apapun kalau SDM tidak baik, jelek, nanti di ranking kelihatan,” ujarnya. Ini dikatakan dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/7/2024).

Menurut data Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness 2024, untuk sub sektor kesehatan dan lingkungan Indonesia bahkan masih berada di urutan Ke-61. Level daya saing Indonesia dengan negara lain secara keseluruhan naik dari sebelumnya 34 menjadi 27.

Comments are closed.