Setop Operasi Dapur MBG

0
39

SEMINGGU sudah berlalu sejak Badan Gizi Nasional (BGN) menonaktifkan sejumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) pada Senin, 29 September 2025. Ironisnya, yang ditutup hanyalah sebagian kecil, hanya yang diduga terlibat langsung dalam kasus keracunan program makan bergizi gratis (MBG). Sementara itu, ribuan dapur lain yang tetap beroperasi seolah diabaikan dari potensi bahaya yang sama.

Padahal, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) sejak awal telah mendesak agar seluruh SPPG dihentikan sementara, bukan hanya yang bermasalah secara terbuka.

“Sebab akar masalah MBG jauh lebih kompleks daripada sekadar kasus keracunan, dari lemahnya standar pengawasan, distribusi bahan pangan yang tidak layak, hingga manipulasi data pelaporan,” kata Kornas JPPI Ubaid Matraji dalam keterangannya, Minggu (5/10).

TIDAK EFEKTIF

Catatan JPPI menunjukkan dalam sepekan setelah penutupan sebagian SPPG dari 29 September hingga 3 Oktober 2025, jumlah korban keracunan justru naik menjadi 1.833 anak, lebih tinggi daripada rata-rata korban mingguan selama September yang mencapai 1.531 anak/minggu.

Dengan tambahan itu, total korban keracunan MBG hingga 4 Oktober 2025 telah menembus 10.482 anak.

“Dengan data ini, kita bisa simpulkan bahwa penutupan sebagian SPPG sama sekali tidak efektif. Selama dapur MBG masih beroperasi, korban akan terus berjatuhan. Karena itu, BGN harus segera menghentikan seluruh SPPG di Indonesia sebelum korban bertambah lebih banyak….

Media Indonesia

Comments are closed.