
Ibu-ibu di Yogya Bunyikan Panci, Protes Keracunan MBG di Berbagai Daerah
Sejumlah ibu-ibu di Yogyakarta yang tergabung dalam Suara Ibu Indonesia menggelar aksi di sekitar Bundaran UGM, Jumat (26/9).
Sembari membunyikan panci dan alat dapur, mereka memprotes sejumlah kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah.
“Kami dari Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta, kami adalah sekumpulan perempuan, ibu, akademisi, aktivis, pegiat isu-isu sosial, seniman, serta banyak aktivis lainnya di Yogyakarta, berkumpul untuk menyatakan batas sabar kami atas kondisi luar biasa peristiwa keracunan massal yang terjadi akibat program prioritas MBG di berbagai wilayah di Indonesia,” kata Kalis Mardiasih, salah satu pegiat di Suara Ibu Indonesia.
Kalis bilang, berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) ada 8 ribu korban keracunan MBG. Sementara itu, data dari Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mencatat ada 6.618 korban keracunan MBG per malam hari tadi.
Minta Evaluasi Total

Para ibu-ibu ini menyerukan sejumlah tuntutan. Paling utama adalah mengevaluasi total program MBG.
“Kita menyerukan untuk evaluasi total dengan menghentikan program ini karena kita tidak bisa melihat program ini diuji-cobakan, seperti dicoba-cobakan, oke nanti diperbaiki, padahal setiap harinya ada nyawa anak-anak, masa depan bangsa, yang diperisikokan,” katanya.
Aksi memukul panci ini, kata Kalis, sebagai simbol. “Urusan pemenuhan gizi anak yang selama ini sudah diberikan oleh keluarga dan semuanya baik-baik saja, kini karena program prioritas MBG diambil alih oleh negara dengan semena-mena, cara yang sentralistik, tata kelola yang sentralistik dan militeristik, tanpa terkait dengan program-program pemenuhan gizi yang sebenarnya sudah dimiliki negara sebelumnya,” ujarnya.
Tuntutan Aksi

Berikut tuntutan dari Suara Ibu Indonesia:
• Menghentikan program prioritas MBG yang sentralistik dan militeristik.
• Pertanggungjawaban presiden, BGN, SPPG, dan dapur penyelenggara MBG yang menyebabkan ribuan anak keracunan sepanjang Januari-September 2025.
• BGN membentuk tim pencari fakta untuk mengusut kasus keracunan massal ini, menuntut transparansi pengungkapan kasus (sesuai mandat UU Kesehatan), serta memberikan hak pemulihan kepada korban.
• Pemerintah mengusut praktik pemburu rente dan korupsi dalam program MBG yang dibiayai negara, serta menghentikan praktik tersebut.
• Mengembalikan peran pemenuhan gizi anak ke komunitas dan daerah.
Wakil Kepala BGN Minta Maaf

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik S. Deyang, meminta maaf sambil menangis imbas ribuan kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Dari hati saya yang terdalam saya mohon maaf, atas nama BGN atas nama seluruh SPPG di Indonesia, saya mohon maaf,” kata Nanik saat konferensi pers, Jumat (26/9).
“Saya seorang ibu melihat gambar-gambar di video, sedih hati saya,” sambung eks jurnalis ini.