JPPI: Jumlah Korban Keracunan MBG Kembali Naik, Mencapai 13.168 Orang

0
187

JARINGAN Pemantau Pendidikan Indonesia atau JPPI mencatat terjadi peningkatan korban keracunan menu dari program makan bergizi gratis pada 13 hingga 19 Oktober 2025. Dalam rentang waktu tersebut, sebanyak 1.602 anak tercatat menjadi korban keracunan MBG.

“Jika ditotal, jumlah korban per 19 Oktober 2025 mencapai 13.168 anak,” ujar Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam keterangan tertulisnya pada Ahad, 19 Oktober 2025.

Dia mengatakan terdapat lima provinsi dengan korban keracunan MBG terbanyak. Pertama, Jawa Barat dengan 549 korban, disusul oleh Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 491 korban. Masih di Pulau Jawa, data JPPI menunjukkan korban keracunan makan bergizi gratis juga masif terjadi di Jawa Tengah dengan 270 korban. “Selanjutnya Sumatera Utara dengan 99 korban dan Nusa Tenggara Barat 84 korban,” kata Ubaid.

Dia mengatakan data itu berdasarkan laporan yang diterima organisasi masyarakat sipil. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan jumlah kasus keracunan menu MBG lebih banyak ketimbang dari laporan yang masuk.

Ubaid pun mengecam respons Presiden Prabowo Subianto yang mengklaim tingkat keberhasilan program makan bergizi gratis mencapai 99,9 persen. Klaim kepala negara itu didasari persentase jumlah korban keracunan dengan penerima manfaat. “Bagi kami, klaim ini bukan bukti keberhasilan, melainkan tanda bahaya,” ucapnya.

Dia menilai klaim keberhasilan pelaksanaan MBG oleh presiden ini menunjukkan bahwa pemerintah menormalisasikan tata kelola program yang kusut masai. Pemerintah, kata dia, juga secara tidak langsung telah menunjukkan pengabaian terhadap keselamatan nyawa anak-anak. “Prabowo tampaknya lupa, di balik angka itu ada ribuan anak yang keracunan dan keselamatannya terancam,” kata Ubaid.

Ubaid menyerukan agar pemerintah segera menghentikan sementara penyaluran makan bergizi gratis. Setidaknya sampai ada aturan yang jelas dan seluruh wilayah maupun SPPG telah memenuhi standar keamanan pangan. “Utamakan keselamatan anak, jangan hanya kejar target dan klaim sukses,” ucapnya.

Merespons penilaian itu, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana tak ambil pusing. Dia berujar penilaian dari masyarakat sipil terhadap pelaksanaan makan bergizi gratis akan dijadikan motivasi untuk berbenah. “Penilaian itu bisa menjadi pemacu semangat untuk berbuat lebih baik,” ujar Dadan ketika dihubungi pada Ahad, 19 Oktober 2025.

tempo

Comments are closed.