Kasus Dugaan Keracunan MBG di KBB Terulang, JPPI Nilai Ada Keteledoran dan Pemerintah Harus Bertanggung Jawab

0
73

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyoroti kasus dugaan keracunan berulang di KBB. Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji menyatakan, adanya keteledoran dalam peristiwa itu. “Ketika kasus keracunan makanan program Makan Bergizi (MBG) terulang untuk yang ketiga kalinya di Kabupaten Bandung Barat, setelah Cipongkor dan Cihampelas, kini di Cisarua dengan ratusan korban baru, serta terus bertambah, termasuk di SMK 1 Cisarua, maka tidak ada lagi alasan untuk menyebut ini hanya sebagai ‘keteledoran’ atau ‘kelalaian’ belaka,” ucap Ubaid saat dihubungi, Rabu 15 Oktober 2025.

JPPI melihat fenomena itu sebagai kegagalan sistemik dan pelanggaran tanggung jawab negara terhadap hak dasar dan keselamatan anak. JPPI juga mengkritik tata kelola program MBG yang sentralistik dan militeristik (dikelola oleh Badan Gizi Nasional/BGN dengan pola top-down dan pengawalan aparat) serta minim transparansi dan akuntabilitas.

“Sistem seperti ini menutup ruang pengawasan publik dan daerah (Dinas Kesehatan/Dinas Pendidikan), sehingga masalah mutu dan keamanan pangan terus terulang,” ucapnya.

Presiden Prabowo, BGN, serta Pemerintah Kabupaten Bandung Barat pun harus bertanggung jawab penuh. JPPI menuntut tindakan tegas agar bencana ini tidak terus terjadi dan berulang. Sejumlah tuntutan JPPI adalah‎ mendesak penutupan seluruh dapur MBG (SPPG) secara nasional sampai audit program dilakukan secara menyeluruh, transparan, dan partisipatif.

“Keselamatan anak harus diutamakan di atas ambisi politik dan target program,” kata Ubaid. Baca Juga: Dapur MBG Panyandaan Diduga Sumber Keracunan Ratusan Siswa di Cisarua KBB, Kepala SPPG Berdalih Makanan Fresh Selain itu, JPPI meminta dilakukan‎ evaluasi total terhadap sistem tata kelola MBG yang dikendalikan oleh BGN.

Pasalnya, masalah terletak pada kesalahan sistem, bukan hanya kesalahan teknis di dapur. Tak cuma itu, JPPI mendesak pemberian sanksi tegas kepada pihak-pihak yang membiarkan praktik berbahaya ini terus berlangsung. Berdasarkan data rekapitulasi dari Plt Kepala Dinkes KBB dr. Lia Nurliana Sukandar pada Rabu, 15 Oktober 2025 pukul 14.22 WIB, jumlah total korban dugaan keracunan di Cisarua mencapai 449 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 395 orang menjalani rawat jalan/sembuh dan 54 masih dirawat di rumah sakit, klinik dan Puskesmas.***

pikiran rakyat 

Comments are closed.