YSKK Rintis Aksi Nyata Sekolah Bebas Pungli
Solo – Baru-baru ini Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) sebagai koalisi NGO yang fokus pada (advokasi) dan isu pendidikan di Indonesia telah menggelar agenda rutin tahunan, yang disebut Rapat Tahunan. Rapat Tahunan Anggota (RTA) kali ini mengusung tema “Memperkuat Konsolidasi dan Strategi Advokasi Koalisi untuk Pendidikan yang Berkualitas (Quality Education)” acara dilaksanakan pada tanggal 03-05 November 2017 lalu di Lembang – Bandung.
Selain membahas soal penguatan JPPI dalam mengawal isu pendidikan, RTA tersebut juga memutuskan 2 (dia) anggota koalisi baru yang mendaftar sebagai anggota koalisi JPPI, yaitu : Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) Solo dan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Jakarta.
KONSOLIDASI DI YAYASAN SATU KARSA KARYA (YSKK)
Selaras dengan agenda induk tahunan RTA Bandung, maka guna memperkuat hubungan koalisi, JPPI melakukan konsolidasi penguatan jaringan koalisi dengan YSKK di Kota Solo. Kegiatan konsolidasi JPPI dan YSKK dilaksanakan pada hari Rabu, 22 November 2017 di Kantor YSKK – Solo.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Koordinator Advokasi JPPI Nailul Faruq, sementara dari tim YSKK dihadiri oleh Koordianator bidang pendidikan dasar, Koordinator bidang perlindungan anak, Koordinator bidang pemberdayaaan perempuan dan beberapa jajaran staff fungsional di YSKK Solo.
Dalam paparannya, Koordinator Advokasi JPPI Nailul Faruq menjelaskan, komitmen dan fokus JPPI pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dan mewujuddkan akses pendidikan 12 tahun yang berkualitas, inklusif dan berkeadilan. Selain itu, Nailul juga menyampaikan bahwa koalisi jaringan JPPI saat ini berjumlah 22 lembaga/organisasi yakni: PGRI, PP Muslimat NU, LP3ES, YAPARI, P3M, ACE, Asppuk, BKKPPSI, BSK, Fisip UMJ, PP Lakpesdam NU, PPSW, JARI, YBS, YIS, Yayasan Aulia, Yayasan Darussolihin, Yayasan Paramuda, IHF, IHCS, YSKK dan Pekka. Bertambahnya 2 lembaga di koalisi JPPI ini diharapkan mampu memperkokoh peran CSO/NGO dalam koalisi untuk memperkuat misi mengawal akses pendidikan di Indonesia.
JPPI saat ini, juga merupakan anggota dari Global Campaign for Education (GCE) by UNESCO. Selain itu ditingkat nasional JPPI juga masuk jaringan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transformasi Pendidikan (KMSTP) yang didalamnya termasuk ada YSKK. Sebagaimana diketahui YSKK dan JPPI pernah tergabung satu koalisi dalam kegiatan KMSTP di Simposiun Nasional yang bertajuk “Membumilandaskan Revolusi mental dalam Sistem Pendidikan Nasional” pada tahun 2015 di Kemendikbud RI. Simposium tersebut antara lain koalisi dari ICW, JPPI, Pattiro, YSKK, Article 33, dan didukung oleh Kemdikdu dan USAID.
Sementara itu, Koordinator bidang pendidikan dan fundraising YSKK Iwan Setioko menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada JPPI yang sudah berkenan hadir ke YSKK guna konsolidasi dan memperkuat hubungan antar CSO/NGO. Menurutnya, gabungnya YSKK di koalisi JPPI merupakan angin segar dan warna baru untuk memperkuat standing posision YSKK sebagai lembaga atau CSO yang fokus terhadap pendidikan.
“Kami berharap hubungan dan kerjasama ini berkelaanjytan terhadap program-program yang berkaitan dengan isu pendidikan baik local maupun nasional”, demikian tambah Iwan Setioko.
Menurut Angga Dewa, YSKK saat ini juga fokus terhadap isu anak, Sekolah Ramah Anak (SRA) yang sudah dilakukan permintah, menurutnya harus didukung oleh perang CSO/NGO untuk mendorong terealisasinya sekolah yang ramah anak. Dirinya berharap, “ke depan JPPI bisa menggandeng YSKK dalam program soal isu anak, karenaa YSKK juga fokus terhadap isu perlindungan anak,” pungkasnya.
Pokok Rekomendasi YSKK :
1. Mendorong dan mendukung upaya terealisasinya pendidikan 12 tahun yang merata dan berkualitas secara menyeluruh;
2. Perlindungan anak perlu digalakkan melalui kerjasama yang baik antar CSO/NGO;
3. Pemberdayaan perempuan harus dibarengi dengan model pendidikan dan pembinaan yang profesial melalui program vokasi yang utuh;
4. Mewujudkan konsep Sekolah ManTAP (Manajemen Transparan, Akuntabel dan Partisipatif) harus didukung sebagai upaya terlaksananya pendidikan yang bersih dari praktik pungutan liar dan korupsi di lingkungan sekolah.
5. Melibatkan banyak pihak terutama koalisi jaringan JPPI di daerah terkait dengan pemantauan kasus penkdidikan (Pungutan liar, Kekerasan, Bullying, dll)
Dalam kesempatan tersebut , Koordinator Advokasi JPPI Nailul Faruq memaparkan beberapa capaian yang dilakukan JPPI selama 1 tahun (2017) ini, mendapat reaksi baik dari beberapa Koordinator bidang di YSKK. Diantaranya, Angga Dewa selaku Koordinator Bidang Anak di YSKK menyampaikan apresiasi atas capaian JPPI terutama soal isu anak di tahun 2017.(tim)
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.