SMA Unggulan Garuda Berpotensi Ciptakan Kesenjangan Baru

0
14

KOORDINATOR Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonensia (JPPI), Ubaid Matraji mengatakan bahwa keberadaan SMA Unggulan Garuda akan menciptakan kesenjangan baru. Pasalnya, ketika ada sekolah unggulan, maka ada stigma bahwa sekolah lain yang tidak unggulan bukan sekolah yang bagus 

“Kalau bukan unggulan, berarti sekolah ecek-ecek alias enggak bermutu. Ini buruk loh membeda-bedakan anak bangsa untuk memperoleh lesempatan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (5/1). 

Ubaid juga merasa kebingungan dengan SMA Unggulan Garuda yang malahan berada di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. 

“Soal di bawah kementerian apa, ini juga membingungkan. Padahal kan di jenjang menengah, mengapa tidak di bawah Kemendikdasmen,” ujar Ubaid. 

Hal paling penting, menurutnya saat ini kebutuhan sekolah di Indonesia adalah mutu sekolah dapat merata di mana pun berada. “Ini tugas utama yang mesti dituntaskan, bukan malah bikin kesenjangan baru yanb kian membeda-bedakan anak bangsa,” jelasnya. 

Secara terpisah, pengamat pendidikan sekaligus CEO Jurusanku, Ina Liem menyatakan bahwa memang secara prinsip pemerintah harus menyediakan pendidikan bagi semua kalangan. 

“Saya melihat di sini masalahnya ada di prioritas. Dengan anggaran terbatas, pemerintah mau mengutamakan yang mana?,” tegas Ina Liem. 

Dalam dua bulan terakhir jika ditelusuri pernyataan Kemendiktisaintek lebih banyak mengarahkan anak Indonesia harus bersekolah tinggi sampai ke luar negeri. 

“Pernyataan pertama lulusan LPDP tidak harus pulang ke Indonesia. Kedua Ibu Wamen berbagi tips mengenai cara masuk PTLN top di luar negeri. Ketiga, sekarang akan membangun sekolah unggulan untuk mempersiapkan anak-anak ke perguruan tinggi kelas dunia. Jadi masyarakat mendapat kesan fokus Kemendiktisaintek yang sekarang adalah mengirim anak bangsa ke luar negeri dan bekerja di luar negeri,” urainya. 

Menurut Ina Liem, hal ini bukan berarti konsep Sekolah Unggulan Garuda ini jelek, tapi apakah betul prioritas Kemendiktisaintek untuk membuat anak Indonesia mampu berkuliah dan bekerja di luar negeri. 

“Sementara November lalu ratusan anak BIM (Beasiswa Indonesia Maju) terlantar setelah persiapan yang sama dibiayai oleh negara,” tandas Ina Liem. 

Sebelumnya dalam Taklimat Media di Kemendiktisaintek, Jakarta, Jumat (3/12), Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menyampaikan program SMA Unggulan Garuda akan mulai berjalan tahun ini. Pada 2025, pemerintah setidaknya akan mulai membangun 4 sekolah unggulan baru dan meningkatkan 4 SMA terpilih untuk jadi SMA unggulan.  

“SMA Unggulan mulai tahun ini akan dimulai untuk merancang dan membangun di 4 lokasi untuk yang baru. Di antara 4 itu yang sudah pasti di NTT, Babel, Sulawesi Utara. Pembangunan mungkin butuh waktu 2 tahun. Untuk yang di-updrade kita sudah milih empat SMA unggulan,” papar Satryo. (H-2)

https://mediaindonesia.com/humaniora/731859/sma-unggulan-garuda-berpotensi-ciptakan-kesenjangan-baru#google_vignette.

 

Comments are closed.