Program Roots, Upaya Pencegahan Bullying di Sekolah
MAKASSAR – Baru-baru ini Pertemuan Desiminasi Hasil Riset Model Pencegahan Bullying Komprehensif di kota Makassar dan Kabupaten Gowa, dilaksanakan beberapa waktu lalu.di hotel Continent Centrepoint Makassar.
Pertemuan ini bertujuan memberikan gambaran Pengembangan Model Pencegahan Bullying, secara Komprehensif atau familiar disebut Program Roots, yaitu program pencegahan kekerasan dikalangan teman sebaya, dengan upaya membangun iklim yang aman disekolah dengan mengaktifkan siswa sebagai Agen Berpengaruh atau Agen Perubahan.
Tahun 2017, di Sulawesi Selatan Program Roots ini telah dikembangkan oleh Unicef bersama Mitra yaitu Yayasan Indonesia Mengabdi, dengan menjadikan SMP 10 dan SMP 37 sebagai Model Program Roots, dengan melakukan intervensi pelatihan Fasilitator dan 12 kali pertemuan pada sekolah tersebut.
Hasilnya terdapat perubahan karakter anak dalam kehidupan sehari –hari baik dilingkungan sekolah,sesama teman dan terhadap guru dan lingkungan keluarganya.
Yayasan Indonesia mengabdi (YIM) bekerjasama UNICEF melaksanakan Rapat Stering Committe dengan agenda Desiminasi Hasil Riset dan Menyusun Rencana Replikasi Program Model Pencegahan Perlindungan (Bullying) Komprehensif di sekolah, pada Kota Makassar dan Kabupaten Gowa sebagai Piloting.
Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh Pemerintah Kota Makassar dan Kabupaten gowa,dengan menghadirkan dari Stekholder yang terkait seperti Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Sosial, Lembaga NGO, dan Perwakilan Sekolah yang ditunjuk sebagai model yaitu Kota Makassar (SMP 6 dan SMP 8) dan Kabupaten Gowa ( SMP 1 Sungguminasa dan SMP Pallangga)
Pada Kesempatan ini Sekda Kabupaten Gowa, Drs. H. Muchlis, SE, M.Si, yang menghadiri rapat ini, sangat merespon kegiatan ini dan berjanji akan melibatkan semua organisasi secara terintegrasi menangani bullying disekolah.
“Membuat komitmen Secara intern di sekolah, Penguatan SDM dan organisasi untuk keberlanjutan program Roots, Membuat regulasi disekolah “Anti Kata Tidak Senonoh,” ungkapnya.
Kepala Bidang Manajamen Guru dan Tenaga Pendidikan Dinas Pendidikan Kota Makassar, Panca Nurwahid mengatakan untuk kota Makassar,Bullying tidak hanya dilakukan oleh dari intern sekolah, tetapi banyak kasus dari luar yang datang membullying anak sekolah, ini terjadi di salah satu SMP di Kota Makassar.
tindakan preventif dalam penanganan bullying baik secara intern maupun secara eksternal, tidak hanya disekolah dan dilingkungan keluarga harus dilakukan.
Sementara itu Perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Selatan, memberikan masukan,apabila terdapat kasus bullying ataupun kekerasan disekolah, baik antara anak ataupun dengan guru, jangan langsung melibatkan aparat hukum, karena kita berhadapan dengan anak-anak yang pelaku dan korban adalah anak, maka sebaiknya diselesaikan secara persuasif dengan pendekatan pada orang tua dan meminta bantuan P2TP2A ataupun shelter warga yang ada dikota Makassar.
upaya pencegahan harus dilakukan dengan mendeteksi kasus bullyng, atau kekerasan yang ada diluar sekolah sebaiknya membentuk PATBM (perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat) yang melibatkan unsur-unsur yang ada dimasyarakat.
Yayasan Indonesia Mengabdi, ibu Dr. Farida Aryani, MPd mengatakan akan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Selatan,dalam mereplikasi konsep Program Roots Unicef ini di 3 Kab/Kota di Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten Luwu Utara, Wajo dan Kab. Maros.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.