Moeldoko: Santri Bisa Jadi Apa Saja, Termasuk Presiden
Banyuwangi — Pada haul masyayikh Kiai Mukhtar Syafa’at Abdul Ghofur yang rutin diselenggarakan Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi, Jawa Timur, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengingatkan kiprah para santri. Bahwa kelak mereka bisa menjadi pejabat, menteri bahkan presiden sekalipun.
Pada kesempatan tersebut Moeldoko menyampaikan pesan dari Presiden Jokowi agar para santri bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan tidak mudah terprovokasi oleh berita bohong atau hoaks.
“Saya yakin dari Pondok Pesantren Darussalam ini bisa lahir generasi muda yang bisa menjadi pemimpin di masa depan, bisa jadi menteri atau bahkan presiden sekalipun,” tegasnya. Baginya, semua kemungkinan terbuka bagi siapapun untuk menjadi apapun dalam kehidupan bangsa indonesia saat ini yang semakin demokratis, lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, dirinya juga menceritakan masa lalunya yang kerap tidur di mushalla atau surau untuk belajar agama. “Saya bahkan sering tidur di langgar hanya beralaskan tikar,” tutur Moeldoko di hadapan sekitar tiga puluh ribu santri Pondok Pesantren Darussalam, Blok Agung yang diselenggarakan rutin setiap 17 Rajab tersebut.
Di hadapan para ulama, kiai, jamaah dan santri, Moedoko mengisahkan secuil masa lalunya sebagai Moeldoko kecil. Ia adalah anak keluarga petani yang hidupnya sangat sederhana dan penuh perjuangan. Guru ngaji di langgar atau surau kecil menjadi bagian penting yang menempa karakter sosok Moeldoko kecil.
“Mungkin banyak yang mengira saya lahir dari lingkungan keluarga kaya atau keluarga orang penting. Itu sama sekali tidak benar,” tegas Moeldoko. Sebagai anak petani kecil, sekolah sampai bisa ke jenjang SMA pun butuh perjuangan yang sangat berat. Karena itulah sistem pendidikan di pesantren menjadi sebuah alternatif penting yang bisa menanamkan dan menumbuhkan karakter anak bangsa yang kuat dan tangguh.
Moeldoko menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo juga selalu memberi perhatian besar pada semua pondok pesantren dalam berbagai program langsung ataupun tidak langsung. Hal ini disampaikan Moeldoko yang menceritakan sejumlah program ekonomi umat seperti bank wakaf mikro yang dilakukan, juga hubungan baik presiden dengan negara Islam.
“Dalam pertemuan sekitar dua minggu lalu, Presiden Afganistan selain menyampaikan respek dan kekagumannya pada bangsa Indonesia yang mampu hidup rukun dalam demokrasi yang dewasa, presiden kita juga diingatkan Presiden Afganistan untuk terus menjaga keutuhan bangsa,” kata Moeldoko.
“Harapan yang disampaikan Bapak Moeldoko sesuai dengan semangat dalam sistem pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung yang mengutamakan pembentukan karakter yang toleran terhadap perbedaan,” kata KH Abdul Kholik selaku Kepala Bidang Pendidikan Pondok Pesantren Darussalam. Dalam hubungan dengan situasi aktual saat ini di mana bangsa Indonesia tengah memasuki masa pesta demokrasi, karakter yang toleran akan sangat mendukung terciptanya pesta demokrasi yang damai dan aman, lanjutnya.
Pondok Pesantren Darussalam didirikan sejak tahun 1951 oleh Kiai Mukhtar Safa’at Abdul Ghofur. Pesantren ini merupakan yang tertua dan terbesar di kawasan Banyuwangi. Para santri berasal dari berbagai pulau di Indonesia. Bahkan pesantren ini juga dikenal sebagai taman mini kecil.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.