Guru Asing Fokus Pendidikan Vokasi

0
550

Pendidikan Nasional – Program Instruktur Asing Akan Dilakukan Lebih Masif

Instruktur tidak diangkat jadi PNS, dikontrak dalam jangka panjang atau menggantikan guru.

JAKARTA – Instruktur-in­struktur yang akan didatangkan dari luar negeri untuk mengajar guru-guru vokasi di Tanah Air merupakan amanat Presiden Joko Widodo. Presiden meng­inginkan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Jadi, bukan impor guru se­perti yang ramai diberitakan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendi, di Jakarta, baru-baru ini.

Mendikbud menambah­kan, program instruktur asing ini akan dilakukan lebih masif, meski bukanlah program baru. “Ini bukan program baru, tapi mau dimasifkan. Itu yang di­inginkan Menko PMK (Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaa). Bukan impor, diangkat PNS, dikontrak dalam jangka pan­jang atau menggantikan guru. Saya jamin itu tidak akan ter­jadi. Ini untuk mempercepat proses peningkatan kapasitas guru,” tegasnya.

Muhadjir menyebutkan, fokus dari instruktur asing nanti akan diarahkan untuk mengisi kebutuhan vokasi yaitu sekolah menengah kejuruan (SMK). Hampir semua bidang vokasi membutuhkan program ini, tapi bidang yang berkaitan teknologi digital akan lebih di­dahulukan.

Proses penentuan para in­struktur ini, lanjut Muhadjir, akan disesuaikan dengan kele­bihan dari negara tersebut. Se­cara usia, para instruktur yang akan didatangkan ada yang berpengalaman dan ada yang sesuai kebutuhan zaman.

“Selama ini berasal dari lembaga pelatihan luar negeri yang biasanya mereka itu se­nior expert, mantan-mantan guru yang sudah pensiun dan punya pengalaman. Ada yang muda-muda terutama ber­kaitan teknologi terbaru. Ini terus bergulir dan terus meres­pons perubahan-perubahan ini,” jelasnya.

Muhadjir akan memastikan para instruktur yang datang ke Indonesia nantinya tidak hanya melatih guru. Tapi, mereka juga diminta untuk memberikan usulan terkait peningkatan kua­litas pendidikan di Indonesia.

Mendikbud menilai dari segi proses pelatihan, menda­tangkan instruktur dari luar ne­geri ini lebih efektif dibanding mengirim guru dan instruktur dari Indonesia ke luar negeri. Salah satunya adalah karena instruktur mengenali langsung lingkungan sekitar.

“Kalau mereka datang ke sini bisa lihat sekolah kon­disinya seperti apa, rumah belajarnya seperti apa. Se­hingga dia bisa memodifikasi dan berimprovisasi terhadap pelatihan-pelatihan yang akan diberikan,” tuturnya.

Meski program akan dilak­sanakan pada tahun ini, Muh­adjir menyebut masih ada be­berapa hal yang masih harus dibahas lebih dalam, terutama terkait anggaran dan hal-hal teknis lain ketika para instruk­tur asing itu berada di Tanah Air.

Terobosan Program

Sementara itu, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menilai pro­gram instruktur asing tersebut jauh sekali dari kebutuhan pendidikan di Indonesia.

Ubaid justru menginginkan pemerintah memberitakan ter­kait terobosan program yang lebih berdampak luas. Bukan malah mendatangkan instruk­tur yang hanya perkara teknis.

“Yang menjadi penasaran pertanyaan publik adalah apa terobosan program pemerintah untuk intervensi kualitas guru yang masih rendah ini? Bagai­mana mekanisme pelaksaan­nya supaya bisa merata dan ti­dak terfokus di kota-kota besar? Ini yang belum dijawab oleh Kemendikbud,” tegas Ubaid.

Ubaid juga mempertanya­kan terkait penyelenggaraan progam instruktur asing yang akan dilakukan lebih masif.

Leave a reply