Bank Dunia: IPM di Peringkat 87, Indonesia Agar Teruskan Investasi SDM
NUSADUA — Bank Dunia meminta agar Indonesia tetap melanjutkan investasi untuk SDM, kendati hasil yang diharapkan belum setara dengan anggaran pemerintah yang dikeluarkan.
Presiden Bank Dunia Grup (WBG), Jim Yong Kim menyampaikan dalam konferensi pers Annual Meetings IMF—WBG 2018 bahwa Indonesia yang berada di peringkat ke-87 dari 157 negara dalam indeks modal manusia (Human Capital Index/HCI) dinilai telah berada di depan dalam hal investasi SDM.
Di tingkat tersebut, Indonesia dinilai memiliki kinerja yang jauh lebih baik dari pada rata-rata negara berpenghasilan menengah ke bawah, namun masih di bawah rata-rata di kawasan Asia Timur dan Pasifik.
“Indonesia termasuk negara yang cepat dalam menindak isu human capital. Anggaran pendidikan sebesar 20% dari pemerintah juga cukup tinggi,” kata Jim, Nusa Dua, Kamis (11/10/2018).
Jim memuji bahwa PDB per kapita Indonesia berhasil naik dari US$785 pada 2000 hingga lebih dari US$3.800 pada 2017. Selain itu, tingkat kemiskinan juga berkurang hampir setengahnya emnjadi 9,8% dari 19,1% pada 2000. “Kami yakin negara ini dapat melanjutkan laju ekonominya,” kata Jim.
Namun, Jim mengingatkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah, yaitu hasil dari anggaran yang besar tersebut masih belum cukup optimal. Sekarang ini, Bank Dunia dan Indonesia masih bekerja sama untuk memaksimalkan hasil yang dapat dicapai dalam SDM dengan investasi yang telah diberikan oleh pemerintah tersebut.
Jim juga menjelaskan investasi untuk SDM menjadi penting karena perkembangan teknologi yang cepat sekarang ini dipastikan dapat menggantikan pekerjaan manusia yang memiliki keterampilan rendah.
“Jika kita memutuskan untuk tidak memberikan investasi ke dalam SDM, hal itu bisa membuat ‘kerusakan’ karena pekerjaan nantinya dapat tergantikan oleh otomatisasi,” tutur Jim.
Adapun di dalam laporan Human Capital Index yang diluncurkan oleh Bank Dunia hari ini memperlihatkan bahwa 56% anak-anak yang lahir pada hari ini di seluruh dunia akan kehiangan lebih dari setengah potensi pendapatan seumur hidup jika pemerintah tidak memberikan investasi yang efektif untuk kesehatan, pendidikan, dan kesiapan masyarakat memasuki dunia kerja di masa depan.
“Bagi masyarakat miskin, human capital seringkali menjadi satus-satunya modal yang dimiliki,” imbuh Jim. Bank Dunia juga mengumumkan bahwa ancaman yang bersifat jangka panjang untuk perekonomian harus diperhatikan dari sekarang. Selain memperhatikan risiko jangka pendek seperti volatilitas pasar keuangan dan tensi dagang, dunia tetap harus memperhatikan isu yang dampaknya tidak dapat dilihat dalam waktu dekat seperti pemanasan global dan investasi untuk SDM.
Leave a reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.